cover
Contact Name
Hasrul Hadi, M.Pd.
Contact Email
hasrulhadi299@gmail.com
Phone
+6281997905824
Journal Mail Official
geodikajurnal@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidika Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi Jln.TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid No.132 Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. 83612
Location
Kab. lombok timur,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
Published by Universitas Hamzanwadi
ISSN : -     EISSN : 25491830     DOI : ttp://dx.doi.org/10.29408/geodika
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi merupakan jurnal yang mempublikasikan artikel ilmiah dengan cakupan hasil penelitian geografi bidang pendidikan dan pembelajaran, sistem informasi geografi dan penginderaan jauh, kependudukan, pengembangan wilayah, kebencanaan serta pengelolaan lingkungan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017" : 6 Documents clear
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Sanitasi Lingkungan Di Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat Widiyanti, Baiq Liana; Purnama, Setyawan; Sutomo, Adi Heru; Setiadi, Setiadi
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.875 KB) | DOI: 10.29408/geodika.v1i1.651

Abstract

Community empowerment in health fieldwas an effort to provide power or strengthening the community to care and engage in the implementation of health efforts and healthy behavior through the process of providing information to individuals, families or groups continuously in order to make the change from knowledge, attitude and action aspects. The basis for behavior change is the aspect of knowledge. The purpose of this research is to know the level of public knowledge about environmental sanitation. The type of research is descriptive with survey design using cross sectional time approach. The results showed that in general the level of knowledge of people in the study area was good categorized. The dominant factors that influence the level of public knowledge about environmental sanitation are: education, age, occupation, income and information. To improve the knowledge of the community, the information factor should get priority in educating the public regarding health promotion programs. Mass media utilizing local culture aspect is the right choice to provide information in improving community knowledge related to environmental sanitation.
ANALISIS KESESUAIAN BIOGEOFISIK PANTAI LABUHAN HAJI SEBAGAI KAWASAN WISATA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Hafizin, Hafizin; Putra, Agus Muliadi
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.118 KB) | DOI: 10.29408/geodika.v1i1.674

Abstract

The lack of medium, infrastructure, and information on support authority of tourism area is an inhibitor factor of the tourism development in Labuhan Haji beach. The objective of this research is to analyze the appropriateness of Labuhan Haji to become a tourism area in East Lombok based on the beach bio-geo-physic, depth, the type, the width, the material of bottom waterworks, the current speed, the brightness, dangerous biota, and the fresh water supply. This research is quantitative descriptive. There area 19 station investigated in this research. The data gathered based on the parameter in each station are then analized using Tourism Suitability Index (Indeks Kesesuaian Wisata/IKW) which is agreed with beach tourism suitability matrix. Based on the data gained from each quay, it can be concluded that all the investigated quays area categorized very suitable. This means that Labuhan Haji beach is included an suitable area to be a beach tourism area especially for bathing, swimming, recreation, and enjoying the beauty of the beach.Keywords: suitability, bio-geo-physic, beach tourism
POLA SIRKULASI KAWASAN TEPI SUNGAI KAHAYAN KOTA PALANGKA RAYA Garib, Tatau W; Noorhamidah, Noorhamidah
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.118 KB) | DOI: 10.29408/geodika.v1i1.675

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola sirkulasi jalan pada tepian sungai kahayan yang direkomendaikan digunakan sebagai dasar pertimbangan penataan kawasan/guidelines bagi sistem sirkulasi? tepian sungai Kahayan.?? Metode penelitian iin menggunakan metode kualitatif (A qualitative method) berdasarkan ekplorasi data lapangan yaitu tiga tahap dilakukan: tahap persiapan, tahap lapangan, dan tahap pasca lapangan. Tahap lapangan melakukan survei dan wawancara mengenai pola-pola jalan yang terdapat di permukiman tepian Sungai Kahayan.? Potensi pola jalan yang akan dieksplorasi melalui temuan lapangan antara lain: pola jalan titian kayu/jembatan kayu, pola jalan cor beton, dan pola jalan aspal. Selanjutnya data dianalisis dengan metode komparasi dan deskriptif-interpretatif mengenai perkembangan pola jalan terhadap perbaikan kualitas fisik permukiman tepian Sungai Kahayan Berdasarkan analisis eksisting terlihat bahwa pola jalan utama titian linier terhadap bangunan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga pola kategorisasi fungsi? jalan: 1) Jalan tanah: terbuat dari tanah, beton dan aspal, lebar jalan antara 2 -3 meter, kemiringan jalan datar pada wilayah yang menyesuikan posisi kontur, dan curam pada beberapa bagian, denga anak tangga sebagai tambahan, dapat dilalui kendara roda dua dan empat, posisi jalan antara bangunan, dan vegetasi, pola jalan mengikuti kontur. 2) Jalan titian: terbuat dari bahan kayu kelas I maupun kayu sisa, lebar jalan antara 1 ? 2,5 meter, jalan titian datar menyesikan posisi lahan, ketinggian jalan titian dari bantaran antara 1 - 3 meter, beberapa vegetasi dan street furnitur dapat didesain menyesuikan posisi jalan, dapat dilalui kendara roda dua, posisi jalan antara bangunan, dan ruang terbuka, pola jalan linier mengarah dari tepian sungai ke arah bantaran. 3) Jalan titian terapung: terbuat dari bahan kayu kelas II maupun kayu sisa, lebar jalan antara 0,6 ? 1,5 meter, jalan titian datar menyesikan posisi bangunan, ketinggian jalan titian dari jalan titian menyesuikan ketinggian permukaan air sungai, beberapa vegetasi dan street furnitur dapat didesain menyesuikan posisi jalan, dapat dilalui pejalan kaki, posisi jalan antara bangunan, dan bangunanan maupun ruang terbuka, pola jalan linier konfigurasi menyesuikan posisi bangunan. Secara? fisik faktor yang mempengaruhi pola bentuk sirkulasi pada permukiman? kawasan tepian sunga Kahayan adalah: kontur lahan pada tepian sungai, ketinggian air sungai pada jalan titian dan jalan apung, bangunan yang terbangun, vegetasi, kondisi lahan dengan beberapa anak sungai, kondisi sosial ekonomi masyarakat.Kata kunci :? pola sirkulasi, kawasan tepi sungai, sungai khayan
PEMANFAATAN EMBUNG DALAM KEBERLANJUTAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI LOMBOK SELATAN PADA DESA SERIWE KECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMUR Johaniah, Robiatun; Agustina, Sri
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.118 KB) | DOI: 10.29408/geodika.v1i1.676

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan embung dalam keberlanjutan produktivitas lahan kering di? Lombok Selatan pada Desa Seriwe Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksprerimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Desa Seriwe pengguna embung, teknik Sampling yang digunakan adalah kuota sampling dengan 45 orang responden. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, kepustakaan. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan persentase. Hasil data pemanfaatan embung (penggunaan embung, produktivitas pertanian, lahan kering) diperoleh skor pencapaian 3.312, skor maksimal 4.725 atau 70,09% dengan rata-rata 73,60 dari keseluruhan dapat dikategorikan efektif, di Desa Seriwe banyak terdapat embung pribadi dan embung bersama, dan keberadaan embung yang dimanfaatkan oleh petani kurang produktif? dalam keberlanjutan produktivitas lahan kering, karena air embung yang tersedia tidak mampu bertahan lama mengakibatkan pertaniannya menjadi kurang produktif, dan produktivitasnya tidak bisa berkelanjutan.?Kata Kunci: Pemanfaatan, Embung, Produktivitas, Lahan Kering
STRATEGI ADAPTASI DAN RELOKASI PERMUKIMAN WARGA AKIBAT BENCANA BANJIR PASANG AIR LAUT hadi, hasrul
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.118 KB) | DOI: 10.29408/geodika.v1i1.649

Abstract

ABSTRAK?Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui model strategi adaptasi untuk menghadapi bencana banjir pasang air laut, 2) Mengetahui fenomena relokasi permukiman warga. Penelitian ini dilakukan di Pesisir Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi korban bencana banjir pasang air laut. Teknik sampling menggunakan Snowball Sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif model Miles & Huberman dan analisis spasial.? Hasil penelitian: 1) Model strategi adaptasi warga diawali dengan pemahaman mengenai dampak langsung bencana, tindakan adaptasi berulang, kemampuan beradaptasi berakhir dan harus direlokasi. Adaptasi juga dilakukan di lokasi baru, namun disesuaikan dengan masalah yang dihadapi. 3) Potensi relokasi permukiman terdapat di Dusun Nyangkringan Desa Sriwulan, dan Dusun Tambaksari serta Rejosari Senik di Desa Bedono. Warga di Dusun Nyangkringan pindah bermukim secara mandiri, sedangkan Dusun Tambaksari dan Rejosari Senik direlokasi dengan bantuan pemerintah. Masalah baru yang muncul di lokasi tujuan relokasi adalah kurang jelasnya status lahan yang ditempati warga serta masih kurangnya fasilitas pendukung seperti sarana air bersih dan fasilitas Mandi Cuci Kakus bagi warga kurang mampu.Kata kunci :? Strategi Adaptasi, Relokasi Permukiman Warga, Bencana Banjir Pasang Air Laut.
PROFIL SEKTOR INFORMAL PADA KAWASAN WISATA PANTAI LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Suroso, Suroso
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 1, No 1 (2017): Geodika, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.118 KB) | DOI: 10.29408/geodika.v1i1.677

Abstract

ABSTRAK?Pembangunan Dermaga Labuhan Haji Lombok Timur telah memicu berkembangnya sektor informal dari waktu ke waktu. Keberadaan sektor informal ?terbentang dari sisi utara dermaga hingga sisi selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil sektor informal dilihat dari sisi demografis dan aspek ketenagakerjaan. Jumlah responden dalam penelitian ini sebesar 24 responden, yang tersebar pada kawasan sebelah utara dermaga dan sebelah selatan dermaga. Hasil penelitian menunjukan bahwa 70,83% pelaku sektor informal didominasi kelompok umur di bawah 39 tahun dengan jumlah anggota rumahtangga 54,16%? sebesar 3-4 anggota rumah tangga. Sedangkan dilihat berdasarkan aspek ketenagakerjaan, 66,7 % para pelaku sektor informal dibantu oleh anggota rumah tangga yakni anak-anak merka. Sedangkan 25 % mengguakan tenaga anak dengan status tidak dibayar.Sedangkan dilihat berdasarkan curahan waktu, para pekerja sektor informal bekerja penuh waktu yakni lebih dari 42 jam per minggu. Bahkan 95,8% pelaku sektor informal bekerja sehari lebih dari 10 jam. Hal ini menunjukan sebagian besar sektor informal berada dalam kondisi miskin, sehingga ada kecendrungan untuk menambah jam bekerja dengan harapan ada penembahan penghasilan.??????????????? Kata Kunci: demografis, ketenagakerjaan, sektor informal

Page 1 of 1 | Total Record : 6